Mengenal Upacara Pernikahan Tradisional di Korea


Pernikahan adalah moment yang paling sakral bagi siapapun, untuk setiap negara pernikahan memiliki adatnya tersendiri termasuk upacara pernikahan tradisional Korea. Pernikahan tradisional di Korea masih kental akan upacara adat setempat. Biasanya pernikahan berlangsung di halaman rumah pengantin wanita, hal ini justru berbeda dengan pernikahan modern yang pada umumnya melakukan pesta pernikahan secara khusus dengan mengundang tamu tertentu.

Pakaian Pernikahan Tradisional Korea


Pakaian pernikahan adalah  hal yang sangat penting bagi kedua mempelai, di Korea  untuk pakaian pengantin wanita dikenal dengan sebutan Jeogori yakni pakaian berupa jaket pendek dengan lengan panjang kemudian ditambahkan dua pita yang diikat untuk membentuk otgorum. Kemudian pengantin wanita menggunakan sepatu yang terbuat dari sutera, dan kaos kaki katun berwarna putih. Pakaian pengantin wanita biasanya mengenakan selempang yang berwarna putih atau bermotif bunga. Untuk aksesoris kepala pengantin wanita mengenakan sebuah topi baja atau mahkota yang cantik.

Sedangkan untuk pakaian pengantin pria menggunakan celana panjang dan mantel. Biasanya lengan pada jaket agak sedikit longar, begitupun dengan celana yang dikenakannya. Untuk aksesoris  kepala pengantin pria biasanya menggunakan topi berwarna hitam. Kostum yang dikenakan pengantin pria ini dikenal dengan sebutan gwanbok.

Berikut ritual adat upacara penikahan di Korea yang wajib chingu ketahui.


1. Nappye

Nappye merupakan tradisi yang biasanya dilakukan oleh keluarga pihak mempelai pria untuk mengirimkan hadiah pernikahan kepada mempelai wanita, kemudian mengirimkan surat pernikahan kepada mempelai wanita. Pada jaman dulu biasanya kurir atau pelayan yang dipercaya untuk membawa kotak tersebut. Tapi pada jaman modern, biasanya teman-teman mempelai pria yang melakukan tugas tersebut.

2. Jeonallye

Jeonallye merupakan tradisi yang dilakukan pengantin pria ketika tiba di kediaman pengantin pria. Pihak pengantin pria ini biasanya menyajikan angsa liar untuk ibu pengantin. Pada masa lalu angsa yang digunakan untuk simbolis upacara tersebut menggunakan angsa yang masih hidup akan tetapi seiring perkembangan jaman angsa hidup diganti dengan angsa yang dibuat dari kayu. Simbolis ini bermakna sebuah janji mempelai pria untuk pengabdian kepada istrinya.

3. Gyobaerye

Gyobaerye merupakan salah satu tradisi yang dilakukan kedua mempelai ketika berhadapan pertama kalinya saat upacara berlangsung. Upacara ini biasanya dikenal dengan pertukaran busur yang dilakukan oleh kedua mempelai.

4. Hapgeullye

Dalam upacara ini anggur disajikan dalam gayung labu. Simbolis Ini menandakan bahwa pengantin dulunya satu, lahir secara terpisah, dan sekarang bersatu kembali melalui sebuah pernikahan.

5. Pyebaek

Biasanya setelah melakukan pernikahan kedua mempelai duduk bersama dan memberikan penghormatan kepada keluarga pengantin pria. Ibu mertua melempar jujubes ke rok pengantin wanita,simbolis ini dipercaya agar nantinya mereka memiliki anak yang banyak.  Jujubes menandakan kekayaan, kehormatan, dan ahli waris laki-laki di Korea. Walaupun  pernikahan kebarat-baratan yang dilakukan pada umumnya di Korea saat ini, namun kebiasaan ini selalu dilakukan setelah itu. Biasanya, orang yang tidak terikat dengan keluarga kedua pengantin tidak diperbolehkan untuk melihat acara tersebut

So, chingudeul setiap negara pasti memiliki upacara pernikahan  tradisinya yang berbeda-beda begitupun di Korea. Berbeda dengan pernikahan ala modern yang sudah mulai tidak memberlakukan sebagian tradisi upacara pernikahan tersebut, namun sebagian pernikahan modern yang berlangsung saat ini di Korea masih menggunakan beberapa tradisi upacara pernikahan tradisional.




Source ; Korea Tourism Organization (Indonesia)

Comments